Senin, 30 Agustus 2010

7 Kalimat Yang Disukai Allah

Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut."
 
Setelah kembali fitri dan merasakan nikmatnya kehidupan sebagai orang yang insya Allah jauh dari perbuatan tercela, fitri  sepanjang masa atau minimal dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, pasti merupakan harapan yang terbesit dalam kalbu kita semua. Agar jangan sampai harapan tinggal harapan, seperti tahun-tahun yang lalu, mulai saat ini kita harus mengisi kehidupan dengan lebih baik. Ada banyak hal yang menjadi "PR" kita, di antaranya adalah dengan mencoba menghayati 7 kalimat yang disukai Allah Swt berikut ini.
  1. Kalimat "Bismillah", yang haruslah kita ucapkan pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
  2. Kalimat "Alhamdulillah" yang diucapkan pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
  3. Kalimat "Astaghfirullah" yang diucapkan jika lidah terselip perkataan yang tidak patut atau ada tindakan kita yang tidak pantas.
  4. Kalilmat "Insya Allah", yang kita ucapkan jika merencanakan untuk berbuat sesuatu.
  5. Kalimat "La haula wala kuwwata illa billah", yang diucapkan jika menghadapi sesuatu yang tidak disukai maupun tidak diingini.
  6. Kalimat "Innna lillahi wa inna ilaihi rajiun", yang diucapkan jika menghadapi dan menerima musibah.
  7. Kalimat "La ilaha Illa Allah", yang diucapkan sepanjang siang dan malam, hingga tak terpisahkan dari lidah kita.
Alhamdulillah, bila tujuh kalimat diatas selama ini memang selalu meluncur dari bibir kita. Namun dalam upaya menggapai fitri sepanjang masa, lafaz ketujuh kalimat diatas harus diucapkan dengan penuh makna sedemikian rupa, sehingga dapat memicu kalbu agar kita selau ingat kepada Sang Khalik. Sebab apapun perubatan kita, sebagaimana firman Alllah Swt dalam surat Al Qiyamah (75) ayat 36, harus kita pertanggungjawabkan.
Mengawali segala perbuatan dengan mengucapkan "Bismillah", mengandung arti bahwa apapun yang kita lakukan semata-mata adalah untuk mencari ridho Allah Swt. Semuanya mengandung unsur ibadah. Dari mengurus diri, mengurus rumah, mengurus anak, sekolah, bekerja, makan, tidur, dll., semuanya karena lillahi ta'ala. Sama nilainya dengan ibadah-ibadah lain, termasuk ibadah yang terangkum dalam rukun Islam.
Mengucapkan "Alhamdulillah", segala ikhtiar yagn kita lakukan berhasil maupun tidak, semata-mata karena campur tangan Allah. Kalau sukses jangan takabur, kalau gagal jangan putus asa, karen Alah Maha Tahu apa yang terbaik bagi ummat-Nya.
"Astaghfirullah", adalah kalimat yang akan menyadarkan kita untuk selalu waspada bahwa semua anak Adam, sebagaimana sabda Rasulullah, adalah juru salah. Namun, juga sebagaimana sabda beliau, sebaik-baiknya orang yang salah itu adalah orang yang cepat-cepat bertaubat. Lidah terselip, tindakan keluar jalur, bahkan terlintas pikiran yang tidak pantas, segeralah beristighfar. Dosa besar juga bisa dibentuk dari dosa-dosa kecil yang dilakukan secara terus menerus. Seperti ranting yang terlihat tak berarti, namun bila dikumpulkan mampu menjadi api  unggun.
Tak ada manusia yang dapat menentukan apa yang akan terjadi satu detik setelah saat ini, kecuali Allah Swt. Maka "Insya Allah" adalah kalimat yang paling tepat untuk segala rencana maupun ikhtiar yang akan kita lakukan. Sebagai manusia, kita hanya bisa berencana, berdo'a, dan berusaha agar langkah kita mendapat ridho-Nya.
Mengucapkan "La haula wala kuwwata illa billah", merupakan kalimat efektif untuk mengendalikan emosi. Segala hal yang muncul yang bertentangan dengan ego kita, insya Allah dapat kita hadapi dengan hati lapang dan kepala dingin. Kalimat ini mampu menekan nafsu marah dan mau menang sendiri, menetralisir ambisi pribadi bahkan menghindari kita dari buruk sangka pada sesama manusia maupun pada Allah Swt.
Terakhir, mengucapkan "Laa Ilaha Ila Allah", setiap waktu, agar kita selalu ingat untuk menjaga lidah, menjaga hati, menjaga penglihatan, perut, tangan, telapak kaki bahkan ketaatan kita. Lidah dari ucapan yang sia-sia yang tidak berguna bahkan dapat melahirkan dosa. hati dari rasa dengki, dendam, marah. Pengihatan, perut dan tangan dari perbuatan yang haram. Telapak kaki dari jalan yang didalamnya ada kemaksiatan, Serta ketaatan agar tepat murni untuk mencari ridho Alah semata. Jauh dari riya' maupun kemunafikan.
Melaksakan konsekwensi dari melafazkan tujuh kalimat di atas memang bukan hal yang mudah. Namun, bersemangtlah, karena hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk bisa dilakukan. Bila terasa sulit, umumnya itu hanya karena keterlanjuran kita dalam mengisi kehidupan ini dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Padalah dalam Islam tidak ada kata terlanjur, apalagi bial keterlanjuran ini kita tahu dengan pasti dapat melahirkan dosa.

0 komentar: